08 April, 2008

Appreciative Inquiry


Ini adalah ketiga kalinya saya mendengar tentang pendekatan appreciative inquiry dalam perencanaan, selain tentunya membaca sendiri dari referensi di beberapa situs internet.

Pendekatan perencanaan dengan AI lebih mengedepankan hal positif daripada negatif, lebih banyak menonjolkan apa yang sudah menjadi kekuatan dan capaian pada saat ini daripada sibuk berencana untuk menutupi kesenjangan.

Pendekatan ini selain akan membawa
kita pada rencana yang lebih realistis juga akan lebih banyak didukung karena pada awalnya tidak menciptakan konflik dan ketidaknyamanan.

Dengan AI perencanaan akan lebih realistis karena kita tidak berasumsi mendapatkan sesuatu yang memang tidak ada di organisasi, tetapi lebih mengoptimalkan apa yang ada. Tetapi, ini bukan berarti bahwa AI hanya akan membantu tercapainya hasil yang biasa-biasa saja. Justru dengan memanfaatkan kekuatan yang sudah ada hasilnya bisa lebih dahsyat daripada pendekatan "isi kesenjangan".

AI tidak mulai dari menciptakan konflik karena dia mulai dari apa yang sudah baik di dalam organisasi. Hal ini akan memabawa energi yang positif di dalam tim untuk maju lebih baik lagi ke depan.

Jelas AI harus dipertimbangkan untuk mengganti pendekatan perencanana konvensional yang sekarang banyak dipraktekan. Tapi saya sangat percaya bahwa sebelum mepraktekkan AI dalam pekerjaan, kita harus benar-benar mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus mulai malakukan revolusi cara berfikir diri sendiri termasuk cara kita melihat keluarga, sahabat, tetanggan dan lingkungan kita. Tanpa mempraktekkannya dengan hati maka AI hanya akan menjadi 'manual' baru yang dijalankan tanpa jiwa.

1 comment:

Unknown said...

Appreciative Inquiry adalah metode yang keren, mengajarkan kita bagaimana perubahan yang keren

kapan ya para praktisi ai bisa sharing pengalaman bareng?