30 January, 2010

Australia: Ekologi dan Migrasi

Australia merupakan salah satu negara ekonomi maju yang menempati peringkat ke 11 untuk Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, terutama jika dibandingkan dengan Indonesia yang berada di peringkat 127. Seperti negara-negara ekonomi maju lainnya, sektor jasa mendominasi ekonomi Australia (sekitar 70% dari total GDP) selain pertanian, pertambangan dan industry.

Negara dengan jumlah penduduk kurang dari sepersepuluh penduduk Indonesia ini memiliki luas daratan lebih dari enam kali lipat luas daratan Indonesia. Walaupun demikian, tidak seperti Indonesia yang subur, hanya sedikit saja tanah di Australia yang subur dan mendukung pertanian untuk produksi pangan mereka. Australia merupakan benua dengan tanah paling tidak produktif dimana tingkat pertumbuhan tanaman alami paling lambat. Ini terjadi karena tanah di sini sudah sangat tua dan terus menerus dicuci oleh hujan selama milyaran tahun. Oleh karena itu masih lebih ekonomis menanam jeruk di Brazil dan membawanya ke Australi dalam bentuk jus dibandingkan menanam jeruk di Australi sendiri.

Australia merupakan benua kering. Curah hujan di bagian tengah kurang dari 600 mm per tahun. Curah hujan agak tinggi hanya ada di sebagian kecil daerah di wilayah pesisir yang bisa mencapai 2000 mm per tahun terutama pesisir timur dan pulau Tasmania. Dari sebagian kecil wilayah pesisir itu, hanya sebagian kecil lagi yang bisa mencapi lebih dari 3000 mm per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang rata-rata curah hujan tahunannya lebih dari 3100 mm per tahun. Oleh karena itu kota-kota di sini dilengkapi dengan danau-danau buatan yang menampung air hujan untuk jangka panjang. Dan kota-kota hanya mungkin dibangun di pesisir dg curah hujan cukup, oleh karena itu kota-kota besar Australia berada di pesisir timur ditambah Adelaide di selatan dan Perth di barat dan Darwin di utara.

Penduduk asli Australia adalah bangsa Aborigin. Orang kulit putih pertama kali mendiami benua ini pada tahun 1788 setelah James Cook tiba di sini pada tahun 1770. Orang kulit putih pertama di sini adalah orang Inggris yang teridiri dari para tahanan dan penjaganya. Pengiriman tahanan ini terjadi karena membludaknya jumlah tahanan pada abad 18 yang didominasi oleh para pencuri dari kalangan orang miskin di Inggris. Kerajaan Inggris khawatir akan terjadi pemberontakan kalau para tahanan ini tidak dipindahkan. Sampai dengan tahun 1783, masalah kelebihan tahanan ini dapat diselesaikan dengan mengirim mereka ke Amerika Utara. Tetapi revolusi Amerika membuat pengiriman tahanan terhenti. Pengiriman tahanan ke Australia terus berlangsung sampai dengan tahun 1868.

Migrasi dan kependudukan di Australia selalu menjadi isu penting. Krisis di Asia dan peluang ekonomi di Australia membuat banyak migran dari Asia yang ingin tinggal di Australia. Per tahun 2009 lalu, pertumbuhan penduduk Australia mencapai 2,1 persen, tetapi 64 persennya merupakan pertumbuhan akibat migrasi. Saat ini sekitar seperempat warga negara Australia lahir di luar Australia, artinya mereka adalah migran yang berhasil menjadi warga negara. Pernah ada pendapat kuat di para politis untuk meningkatkan jumlah penduduk sampai dengan 50 juta (dari 20 juta saat ini) agar Australia dapat menjadi negara super power mengimbangi Amerika. Tetapi mereka juga sadar bahwa daya dukung lingkungan di sini tidak memungkinkan, krisis air dan lahan produktif untuk pertanian merupakan masalah besar Australia. Oleh karena itu Indonesia merupakan negara penting karena kita merupakan ‘pagar’ dari para imigran Asia lainnya. Tentu akan sangat menjadi masalah bagi Australia kalau ‘pagar’ ini tidak stabil karena bukan hanya tidak dapat mencegah migran dari luar tetapi orang Indonesia sendiri malah akan menjadi migran di sini.

Catatan:

- Referensi penting tulisan ini adalah: Diamond, J. (2005). Collapse: How Societies Choose to Fail or Success. New York: Viking.

- Gambar peta didapat dari http://www.bom.gov.au/jsp/ncc/climate_averages/rainfall/index.jsp